BABELUPDATE.COM — Dunia bersatu menyerukan tuntutan agar Israel berhenti membombardir Gaza. Seruan ini makin masif saat Israel memutuskan menyerang Rafah, area satu-satunya yang menjadi saluran bantuan bagi warga Palestina di Gaza.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan 45 orang tewas ketika bombardir dahsyat melanda kamp pengungsi akibat serangan Israel pada Minggu (26/5/2024).
Empat hari terakhir ini menjadi momen krusial genosida gila-gilaan yang dilakukan Israel.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan, Washington tidak percaya tindakan Israel di Rafah merupakan operasi skala penuh yang melanggar batas garis merah Presiden Joe Biden.
Namun, Kirby menambahkan bahwa penyerangan Israel ke Rafah tak bisa dibiarkan. Sebab, korban sipil terus berjatuhan.
Biden sebelumnya mengatakan, dia tidak akan mendukung serangan besar-besaran militer Israel di Rafah yang merupakan tempat satu juta warga sipil telah melarikan diri.
Awal bulan ini Biden memutuskan menghentikan pengiriman bom berat ke Israel, karena kekhawatiran bom tersebut dapat digunakan untuk menyerang kota Gaza selatan.
Kendati demikian, sikap AS terhadap penyerangan Israel ke Rafah terbilang tak tegas. Pasalnya, AS mengatakan serangan itu ‘terbatas’, sementara korban tewas terus melonjak.
Insiden penyerangan militer Israel ke Rafah turut menjadi sorotan netizen dunia. Pantauan CNBC Indonesia, kata kunci ‘All Eyes on Rafah’ merajai trending topic platform X dengan menghimpun lebih dari 965.000 tweet, Rabu (29/8/2024).
All Eyes on Rafah sendiri merupakan sebuah gerakan yang meminta seluruh dunia melihat, mengamati, dan memantau informasi terbaru terkait Rafah untuk sama-sama menyuarakan pentingnya Israel untuk menghentikan bombardir di Gaza.
Secara harafiah, All Eyes on Rafah artinya ‘semua mata tertuju pada Rafah’.
Banyak netizen yang mengatakan perilaku Israel sudah di luar batas kemanusiaan. Mereka mengatakan warga dunia tak perlu menyaksikan film-film perang, sebab apa yang terjadi di Gaza sudah jauh lebih sadis ketimbang yang terpotret pada film-film perang.(*)
Editor : Ali Syahbana