BABELUPDATE.COM, SADAI – Kawasan Industri Sadai (KI Sadai), di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang sedang dalam tahap pembangunan menghadapi tantangan serius untuk menyelesaikan proyeknya hingga akhir tahun 2024 mendatang.
Sementara di penghujung tahun 2023, yang hanya menyisakan waktu 1,5, bulan pembangunan Kawasan Industri Sadai (KI Sadai), belum menunjukkan progres signifikan.
Meskipun rencana pembangunan pelabuhan dan pabrik-pabrik telah dirancang, kenyataannya masih berupa dokumen tanpa realisasi di lapangan.
Janji pembangunan infrastruktur dasar dan perluasan pembebasan lahan masih sebatas angan angan. Begitu juga soal penyerapan tenaga kerja baru, yang belum diketahui nasibnya.
Sementara para investor belum menunjukkan minat untuk terlibat dalam proyek KI Sadai, menyebabkan proyek tersebut terkendala.
PT Ratiom Bangka Abadi (RBA), sebagai pengembang utama, terbukti tidak mampu mendanai proyek tersebut, bahkan setelah menjanjikan sebelumnya.
PT RBA disebut telah memanfaatkan fasilitas SKBDN dari Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank KB Bukopin untuk menarik investor.
Mereka meminta biaya provisi SKBDN sebesar 3,5% dari nilai pencairan hingga triliunan rupiah untuk mendukung pembangunan KI Sadai.
Namun, skema ini disebut-sebut sebagai upaya tipu daya, dengan uang provisi yang dibayarkan oleh investor menghilang entah ke mana.
Sejumlah investor, termasuk Herdi, mengalami kerugian signifikan akibat penipuan ini.
Herdi mengungkapkan bahwa setelah mentransfer provisi sebesar 150 juta rupiah ke rekening seseorang dengan inisial Vp dan isterinya Ev
Bukannya mendapatkan SKBDN yang dijanjikan, malah uangnya hilang begitu saja. Kejadian tersebut ternyata bukan baru-baru ini dialaminya, melainkan sudah berlangsung sejak tahun 2022.
PT RBA, pada waktu itu, lelang kontraktor di Hotel Novotel Bangka dengan pemenang Waskita Karya dan Totalindo.
Namun, kontraktor yang mendapat pekerjaan Sadai setelah membayar provisi ternyata tidak mampu memenuhi kriteria keuangan.
Sementara itu, President Director PT RBA Iwan Piliang melalui pesan Whatsapp Kamis 16 November 2023 pukul 10.56 WIB menjelaskan, dari verifikasi saya soal SKBDN PT RBA dengan manajemen lama, kala itu hingga saat ini dapat kepercayaan dari Bank Mandiri sampai Rp 700 miliar, itu untuk 2023 saja, dapat dipakai kontraktor yang diberi pekerjaan Sadai dengan membayar provisi. Dari Rp 10 miliar proyek diberikan ke kontraktor untuk mengurusnya, sebagai test case, ternyata kontraktor tidak Bankable.
Lanjut Iwan, jika benar itu penipuan seharusnya Bank Mandiri yang akan melaporkan, bukan pihak lain. Silakan diverifikasi ulang.
“Jangan sampai indikasi sakit hati individu oknum kontraktor tak jalan, PT RBA secara korporat dipojokkan dan proyek Sadai yang dimotori anak muda daerah tenggelam, sebagai target,” jelasnya.
Sebagai catatan komposisi pengurus PT RBA yang awak media ketahui untuk Komisaris Utama bernama Doddy Widodo Suasmoro, Direktur Utama Vindyarto Purbalinarko, Direktur Dedi Bastian, President Director Narliswandi atau yang akrab disapa Iwan Piliang.
Hangga Oktafandany SH, selaku Pengacara korban-korban keganasan management PT RBA menyebut orang besar dan berapa diantaranya ada pejabat tinggi atau mantan pejabat. Jadi wajar saja RBA terlindungi sepak terjangnya dan korban – korban takut bersuara.
“Sebenarnya ini tanggung jawab Kemenperin untuk membereskan masalah ini, karena dia yang membidangi PT RBA dalam kartu kendali, tapi karena kekuatan PT RBA yang super power, ya ngerem juga dia. Selain itu Himpunan Kawasan Industri kan ada pak Fahmi seharusnya tegur anggotanya yang nakal ini malahan dibela,” tukas Hangga.
Selain itu, Hangga OF juga menyampaikan aroma korupsi yang sudah tercium dalam pembangunan KI Sadai.
“Sudah patut dilakukan lidik oleh Kejaksaan. Cuma yang menjadi kendala kemungkinan ada orang besar tadi di lingkaran ini,” tutupnya.
(Babelupdate.com / tim)
