BABELUPDATE.COM, BANGKA BARAT -Akhir-akhir ini nama sejumlah oknum TNI viral di sejumlah platform media. Khususnya, media online di Provinsi Bangka Belitung.
Nama mereka ramai dipergunjingkan karena diduga mengkoordinir aktivitas Ponton-ponton ilegal di perairan Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
Dugaan masifnya keterlibatan oknum anggota tersebut, berimbas pada lemahnya penegakan hukum dari aparat setempat. Padahal aktivitas tersebut, nyata-nyata merusak hutan manggrove dan memicu terjadinya kerugian negara.
Pasalnya, timah-timah hasil penambangan ilegal di jual secara bebas ke sejumlah kolektor. Informasi yang diperoleh Babelupdate.com, sebelumnya muncul dua nama oknum aparat yang diduga kuat mengkordinir aktivitas tambang ilegal di Belo Laut tersebut.
Mereka adalah Irf dan Hen. Keduanya diketahui merupakan oknum anggota TNI aktif. Bahkan, Saat di konfirmasi awak media, Irf tak menampik keterlibatan dirinya dalam lingkaran tambang ilegal tersebut.
Namun, menurutnya masih ada keterlibatan para seniornya di lingkaran tersebut.
“Ijin coba komunikasi dengan bang Hen, saya cuma bawahan dia,” kata Irf beberapa waktu lalu.
Setelah nama keduanya menghilang, muncul nama oknum baru yakni Dedi yang diduga mengambil alih mengkoordinis aktivitas ponton-ponton ilegal tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini dari sumber yang namanya tidak mau dipublikasikan mengatakan, jika ada oknum anggota bernama Dedi yang diduga mengkoordinir tambang ilegal di perairan Belo Laut itu.
Sumber juga menerangkan, kalau aktivitas tersebut bekerja selain siang hari, juga beraktivitas malam.
“Modus mereka ini menjual pasir timah diam-diam Bang, biasanya kerja mereka ini malam hari, setelah aktivitas PIP legal selesai bekerja,” ujarnya.
Namun ketika dikonfirmasi, Dedi membatah tuduhan tersebut. Dia meminta awak media, turun mengecek siapa pemain-pemain PIP ilegal tersebut.
“Jangan tanyakan ke saya bang, coba tanyakan kepada yang bermain PIP di sana,” ujar Dedi, Jumat (23/2/2024) tadi malam (Red/Babelupdate)
#PIP Ilegal Beroperasi Dekat Hutan Bakau Terabik Belo Laut, Disinyalir Dikoordinir Oknum Anggota
Dilansir sebelumnya, aktivitas Tambang Ilegal jenis ponton rajuk di perairan Terabik, Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, kian membahana.
Bahkan, kabarnya ponton-ponton Ilegal tersebut nekat beroperasi di dekat bakau perairan, Terabik Belo laut.
Informasi yang dihimpun jaringan media ini, aktivitas tersebut berjalan kucing-kucingan. Bahkan disinyalir dikoordinir oleh oknum anggota yang terus berupaya memprovokasi pemilik maupun pekerja PIP untuk berkerja secara illegal.
Modus oknum ini salah satunya dengan menjanjikan harga bijih timah yang lebih mahal dibandingkan harga yang ditetapkan PT Timah Tbk. Modus jual beli ini dilakukan secara diam-diam pada malam hari, dimana bijih timah yang dihasilkan oleh PIP illegal tersebut dibeli oleh anak buah kolektor pasir timah.
“Modus mereka ini menjual pasir timah diam-diam bang, biasanya kerja mereka ini malam hari, setelah aktivitas PIP legal selesai bekerja,” ujar Yen, salah satu warga yang menghubungi media ini, Kamis (22/2/2024).
Diceritakan Yen, aktivitas PIP illegal tersebut sudah terpantau sejak lima hari terakhir. Namun tidak ada aparat penegak hukum maupun pihak pengaman PT Timah Tbk yang berani menertibkan aktivitas illegal tersebut.
“Nah kita tidak tahu bang, mengapa mereka bisa beroperasi seperti itu. Padahal di sini sudah bagus, ada aktivitas yang legal, yang tentunya bisa memberikan kontribusi kepada warga di sini,” tukas Yen.(Kusuma / Bang Doi)
Waduh ! Mencuat Nama Baru Oknum TNI Yang Diduga Koordinir PIP Ilegal di Perairan Belo Laut
BABELUPDATE.COM, BANGKA BARAT -Akhir-akhir ini nama sejumlah oknum TNI viral di sejumlah platform media. Khususnya, media online di Provinsi Bangka Belitung.
Nama mereka ramai dipergunjingkan karena diduga mengkoordinir aktivitas Ponton-ponton ilegal di perairan Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
Dugaan masifnya keterlibatan oknum anggota tersebut, berimbas pada lemahnya penegakan hukum dari aparat setempat. Padahal aktivitas tersebut, nyata-nyata merusak hutan manggrove dan memicu terjadinya kerugian negara.
Pasalnya, timah-timah hasil penambangan ilegal di jual secara bebas ke sejumlah kolektor. Informasi yang diperoleh Babelupdate.com, sebelumnya muncul dua nama oknum aparat yang diduga kuat mengkordinir aktivitas tambang ilegal di Belo Laut tersebut.
Mereka adalah Irf dan Hen. Keduanya diketahui merupakan oknum anggota TNI aktif. Bahkan, Saat di konfirmasi awak media, Irf tak menampik keterlibatan dirinya dalam lingkaran tambang ilegal tersebut.
Namun, menurutnya masih ada keterlibatan para seniornya di lingkaran tersebut.
“Ijin coba komunikasi dengan bang Hen, saya cuma bawahan dia,” kata Irf beberapa waktu lalu.
Setelah nama keduanya menghilang, muncul nama oknum baru yakni Dedi yang diduga mengambil alih mengkoordinis aktivitas ponton-ponton ilegal tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini dari sumber yang namanya tidak mau dipublikasikan mengatakan, jika ada oknum anggota bernama Dedi yang diduga mengkoordinir tambang ilegal di perairan Belo Laut itu.
Sumber juga menerangkan, kalau aktivitas tersebut bekerja selain siang hari, juga beraktivitas malam.
“Modus mereka ini menjual pasir timah diam-diam Bang, biasanya kerja mereka ini malam hari, setelah aktivitas PIP legal selesai bekerja,” ujarnya.
Namun ketika dikonfirmasi, Dedi membatah tuduhan tersebut. Dia meminta awak media, turun mengecek siapa pemain-pemain PIP ilegal tersebut.
“Jangan tanyakan ke saya bang, coba tanyakan kepada yang bermain PIP di sana,” ujar Dedi.(Red/Babelupdate)
#PIP Ilegal Beroperasi Dekat Hutan Bakau Terabik Belo Laut, Disinyalir Dikoordinir Oknum Anggota
Dilansir sebelumnya, aktivitas Tambang Ilegal jenis ponton rajuk di perairan Terabik, Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, kian membahana.
Bahkan, kabarnya ponton-ponton Ilegal tersebut nekat beroperasi di dekat bakau perairan, Terabik Belo laut.
Informasi yang dihimpun jaringan media ini, aktivitas tersebut berjalan kucing-kucingan. Bahkan disinyalir dikoordinir oleh oknum anggota yang terus berupaya memprovokasi pemilik maupun pekerja PIP untuk berkerja secara illegal.
Modus oknum ini salah satunya dengan menjanjikan harga bijih timah yang lebih mahal dibandingkan harga yang ditetapkan PT Timah Tbk. Modus jual beli ini dilakukan secara diam-diam pada malam hari, dimana bijih timah yang dihasilkan oleh PIP illegal tersebut dibeli oleh anak buah kolektor pasir timah.
“Modus mereka ini menjual pasir timah diam-diam bang, biasanya kerja mereka ini malam hari, setelah aktivitas PIP legal selesai bekerja,” ujar Yen, salah satu warga yang menghubungi media ini, Kamis (22/2/2024).
Diceritakan Yen, aktivitas PIP illegal tersebut sudah terpantau sejak lima hari terakhir. Namun tidak ada aparat penegak hukum maupun pihak pengaman PT Timah Tbk yang berani menertibkan aktivitas illegal tersebut.
“Nah kita tidak tahu bang, mengapa mereka bisa beroperasi seperti itu. Padahal di sini sudah bagus, ada aktivitas yang legal, yang tentunya bisa memberikan kontribusi kepada warga di sini,” tukas Yen.(Kusuma / Bang Doi)