BABELUPDATE.COM, MENTOK – Aktivitas tambang di laut di Keranggan, Kecamatan Mentok, masih menjadi primadona. Khususnya bagi masyarakat setempat. Namun aktivitas yang baru berjalan kurang lebih 3 hari sempat terhenti akibat terjangan angin kencang.
Kendati demikian warga Keranggan masih menaruh harapan besar agar aktivitas yang mereka anggap mampu menopang perekonomian masyarakat tersebut kembali beroperasi.
Seorang pengusaha tambang di Mentok Aj, menjadi sandaran dan harapan masyarakat Keranggan. Jumat (16/5/2025) ratusan masyarakat menyambangi gudang milik Aj.
Du sana, masyarakat, penambang serta panitia kampung menyampaikan aspirasi mereka kepada Aj.
Sinergi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat, penambang, dan panitia untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam laut yang melimpah di wilayah mereka.
Salah seorang warga Keranggan yang enggan disebutkan namanya (inisial AG) mengatakan, Warga meminta dan mendukung Ko Ajang untuk membuka kembali kegiatan tambang rakyat di Laut Keranggan.
” Hari ini kami berkumpul di Gudang Ko ajang, saya mewakili warga meminta dan mendukung Ko Ajang untuk tetap buka kegiatan tambang di laut, dan kami berharap kepada APH berikanlah kami kesempatan untuk mencari rezeki, walaupun itu tidak membuat kami kaya, setidaknya kami bisa bertahan hidup dengan adanya tambang rakyat di laut keranggan,” ucap AG, Jumat siang (16/05/25).
Permasalahan ini pun di ungkapkan salah satu perwakilan penambang ketika bertemu awak media di kediaman Ko AJ, ia mengatakan besar harapan seluruh penambang agar kegiatan ini dibuka secepatnya.
“saya Jali bang warga parit 3, kami baru sampai di Mentok ini bang, belum sempat kami kerja, ku pribadi sampai gadai motor demi mau kerja di keranggan untuk biaya tarik ponton bang, jadi kami mohon tolong pengertian untuk APH, Panitia, Ko ajang dan Warga Keranggan untuk dibuka secepatnya Ti selam ini bang,” ucap Jali.
Dalam pertemuan tersebut, masyarakat sempat mempertanyakan hasil dari aktivitas tambang 3 hari lalu yang mereka anggap menurun drastis.
“Awalnya mereka menanyakan kenapa hasilnya sedikit/ tidak sesuai harapan. Maka saya jelaskan masalah kita sekarang ini , hasil sedikit karena terlalu banyak yang ngereman. Bukan ngereman lagi bahasanya menjarah ke ponton ,maka hasilnya sedikit,” kata Aj.
Dihadapan masyarakat, Aj meminta waktu selama 3 hari untuk mengevaluasi dan mengatasi maraknya praktik ngereman di atas ponton.
“Saya juga berkomitmen juga sama mereka ,saya minta waktu 3 hari untuk memperbaiki dan mengatasi yang ngereman-ngereman ini,” tegas Aj.
Menurut Aj, masyarakat Keranggan sejalan dengan formulasi yang dirinya tawarkan terkait praktik ngereman tersebut.
“Dengan catatan mereka dapat satu canting dan uang Rp 1000 untuk warga Keranggan. Mereka siap dan tidak akan ngereman lagi.
Selain masyarakat Keranggan, Aj juga meminta pihak atau pemilik ponton supaya lebih transparan. Bahkan, Aj menyebut pihaknya bersedia melakukan pendampingan saat proses pencucian biji timah.
“Kepada pihak ponton untuk yang akan datang ini kalau kalian nyuci tolong kasih kabar ke kita.
kalau kalian nyuci tidak kasih tahu berarti kalian punya niat jahat. Dan komitmennya kami ambil timahnya. Karena niatnya sudah tidak bagus,” imbuhnya.
“Jadi warga sekarang ini minta saya tiga hari untuk membuktikan hasil kerja , kalau memang tidak berhasil saya mundur dan kita tutup saja. Tapi jangan juga ditutup sepihak mereka protes, bahkan ada yang baru datang, lah kami yang baru datang kok tiba- tiba tutup Jadi saya dengan pihak ponton sudah berkomitmen kita saling menjaga kalau mau kerja lama,” pungkasnya.(*)